PRASYARAT-PRASYARAT
RETORIS
A.
PRASYARAT
ORGANIS
1.
Pernafasan
dan Teknik Bernapas
Sebuah
pepatah dari India
berbunyi: “Napas adalah pengatur segala sesuatu.”
Kesehatan jiwa dan badan seorang manusia yang penuh tergantung dari pernapasan
yang baik dan benar. Teknik bernapas yang tepat dapat menjadi sarana untuk
menghilangkan penyakit tekanan darah tinggi dan penyakit lain yang dapat disembuhkan
oleh teknik bernapas yang baik dan tepat.
Pada
zaman dahulu, ketika orang masih banyak menjalankan kerja fisik yang berat,
mereka umumnya juga melakukan lebih banyak gerakan fisik dan karena lebih banyak
gerakan fisik dan karena
lebih banyak berjalan kaki dan berlari,
mereka bernapas lebih dalam dan dengan itu lebih baik.
Dewasa ini, banyak orang yang tergesa-gesa dan tidak
bernapas mendalam. Banyak orang zaman sekarang tinggal
atau bekerja di dalam kantor dan kurang
bergerak hingga tidak lagi bernapas lebih dalam. Di daerah
industri, banyak yang kesulitan bernapas sehingga
membutuhkan pertolongan dokter. Pemimpin sekolah pernapasan Inggris mengatakan kita
pasti tidak menghendaki bahwa ada bensin kotor, karena akan merusakkan mobil.
Oleh karena itu,
kalau kita bernapas tepat dan benar kita
sudah berada
dijalan hidup yang lebih alami dan lebih berat.
a)
Proses
Pernapasan
Terdapat empat
cara bernapas
yang kita kenal, yaitu: (1) pernapasan dada, (2) pernapasan perut, (3) pernapasan sisi dan rongga
perut dan dada, dan (4) pernapasan dalam. Pernapasan dalam adalah
kombinasi dari pernafasan dada, perut, dan sisi rongga dada
dan perut. Pernapasan
itu bersifat ritmis dan lambat jalannya. Dalam retorika dibutuhkan teknik pernapasan yang tepat, karena
pernapasan yang tepat dan
baik adalah prasyarat untuk berbicara. Pernapasan
yang dangkal akan menuntut terlalu banyak tenaga yang keluar dari berbicara.
b)
Hal
yang Harus Diketahui
Berbicara itu pada
dasarnya memberikan bunyi dan suara pada waktu menghembus napas, sebab manusia itu
berbicara ketika dia menghembus napas.
Banyak ahli pidato mengalami kesulitan pada awal latihan berpidato karena teknik pernapasan. Berkat latihan yang
ulet, akhirnya mereka bisa menguasainya dan membawa efek positif untuk pembaca
mereka. Oleh latihan,
orang belajar
menguasai teknik bernapas
secara tepat.
Pernapasan yang dalam akan
menyebabkan orang merasa lebih sehat, memiliki lebih banyak energi, tidak cepat payah
dalam berbicara, tidur
lebih enak, tetapi lebih cepat bangun dan lebih gampang dan
jelas berbicara. Kalau bernapas
tidak dalam, sebagian besar CO2 tidak keluar dan tinggal
dalam paru-paru.
c)
Teknik
Bernapas
Pada Awal dan
Selama Berpidato
Hembuskan napas sedalam mungkin
sebelum anda berbicara atau berpidato! Sebelum mulai berbicara anda perlu menghembuskan
napas, supaya udara kotor
dalam paru-paru dikeluarkan dan paru-paru dikosongkan, sehingga cukup tempat
untuk udara baru dan segar. Akibatnya, kata-kata
atau kalimat pertama diucapkan kedengaran jelas dan waktu mengucapkannya juga
tidak tergesa-gesa..
d)
Mengontrol
Teknik Bernapas
Tiap Hari
Setiap hari teknik
bernapas harus dikontrol. Orang
harus tetap sadar untuk menarik dan menghembuskan napas secara dalam. Yang harus
lebih diperhatikan ialah menghembuskan napas,
karena itu hal penting untuk mengeluarkan udara yang sudah dipakai dari dalam
paru-paru. Bila mengalami rasa takut,
cemas, dan tegang berusahalah menarik napas perlahan dan dalam-dalam, lalu
menghembuskannya lagi.
e)
Latihan–Latihan
Latihan-latihan bernapas untuk mengurangi
ketegangan, yaitu sebagai berikut:
1) Duduklah
tegak lurus.
2) Kedua
pundak harus longgar dan
bebas, kedua tapak tangan harus diletakan di atas perut.
3) Mulai
ditutup, lalu tariklah napas perlahan-lahan melalui
hidung, tariklah napas
sedalam mungkin sampai seluruh anggota perut diisi udara, perut akan menjadi
besar dan terdorong ke depan.
4) Tariklah
nafas terus sampai
seluruh rongga dada.
5) Bila
seluruh rongga perut dan dada sudah penuh berhentilah menarik napas.
Latihan-latihan untuk memperoleh volume
zat pembakar didalam paru-paru, yaitu: (1) latihan
membaca waktu bernapas, (2) latihan kelompok, (3) test anak korek api, dan (4) test lilin dan kelompok.
2.
Membina
Suara
Suara
manusia adalah satu instrumen yang lunak, tetapi sekaligus juga luar biasa. Jika
suara monoton, atau tidak memiliki daya, kekuatan, kemerduan, dan kepastian akan
menghancurkan karya dan hidup seorang manusia. Suara
yang dikeluarkan oleh manusia dapat memiliki berbagai macam karakter seperti di
bawah ini:
1)
Suara yang apatis
2)
Suara yang lemah karena
terlau payah
3)
Suara cemas dan takut
4)
Suara yang tidak
dipercaya
5)
Suara yang informatif
6)
Suara yang aktif dan
berinisiatif
7)
Suara yang mengandung
persaan yang jenuh
8)
Suara yang dingin dan
rasional
9)
Suara yang bernada agitasi
10) Suara
yang penuh perjuangan
11) Suara
yang gaduh
a)
Modulasi
Suara
Efektivitas berbicara
tidak hanya tergantung teknik bernapas, resonansi dan artikulasi, tetapi juga tergantung
dari modulasi suara. Modulasi adalah perubahan ritmis dari intonasi bahasa dalam
hubungan dengan naik turunnya suara secara sadar. Modulasi, orang dapat berbicara
cepat dan lambat,
kuat dan halus, tinggi dan rendah atau dengan kombinasi dan variasi yang sesuai
dengan keinginan pembicara dan disamping modulasi juga mengkarakterisasi suara menjadi
rumah, gembira, sedih, hangat, sayu, ironis, dan lain-lain.
1)
Kegunaan Modulasi
a. Modulasi
dapat memberi motivasi yang kuat kepada para pendengar karena menopang pesan
yang disampaikan.
b. Modulasi
juga dapat memiliki daya yang meyakinkan dalam berpidato.
2) Latihan
a. Nada
sopan santun yang dingin
b. Nada
perfeksionis
c. Nada
harapan
d. Nada
permohonan
e. Nada
perintah
f. Nada
marah
g. Nada
bencin
h. Nada bersorak gembira
i. Nada
takut dan cemas
j. Nada
ironis
b)
Resonansi
dan Suara
Resonansi
dibina untuk membuat suara sehat dan kuat dalam bicara. Ada
bagian-bagian manusia yang dapat memberi resonansi yang kuat, bagian-bagian ini
adalah: (1) seluruh kerangka tubuh
manusia, (2) rongga kerongkongan,
(3) tengkorak kepala, dan (4) rongga
dada.
3.
Gerak-gerik
dan Bahasa Tubuh
Gerak-gerik tubuh dan ekspresi tubuh manusia, dapat melengkapi, meneguhkan maksud
yang disampaikan atau dapat juga sebaliknya, mengahalangi tercapainya suatu
maksud. Gerak-gerik itu tidak boleh berlebih-lebihan. Gerak-gerik
tubuh dalam tubuh saling hubungan antarmanusia,
misalnya:
1)
Kalau kita tidak percaya,
kita mengangkat kelopak mata.
2)
Kalau menemukan jalan buntu, orang mengusap ujung hidung dengan jari atau menggaruk
kepala.
3)
Orang menaruh kedua
telapak tangan didepan dada dan menunjukkan sikap tolak menolak, bila mau
mengisolasi diri, atau kedua telapak
tangan menjepit lengan atas.
4)
Membuka mata, membesarkan biji mata sambil menganggukkan kepala tanda
setuju atau percaya.
5)
Menggesek-gesek
jari-jari kedua telapak tangan, kalau
orang itu tidak sabar lagi.
6)
Memukul dahi, kalau
melupakan sesuatu.
7)
Mengegeleng-gelengkan
kepala kalau merasa bimbang.
8)
Tersenyum, kalau
memohon sesuatu.
9)
Memandang dengan
sungguh-sungguh, kalau harus meminta maaf.
10) Mengatupkan tangan di dada, tanda mengucapkan yang jujur.
11) Menunjukkan kepal, tanda mengambil keputusan dan akan
konsekuen melaksanakannya.
B.
PRASYARAT
BAHASA
1.
Bahasa
dan Retorika
Bahasa merupakan alat pengukur nilai
seseorang dalam hbungan antar manusia. Keberhasilan dan kegagalan sesesorang
dalam hidup sering bergantung dari kepandaina berbicara. Apa gunanya
pengetahuan luas yang dimiliki dalam otak, kalau tidak bisa diungkapkan dengan bahasa
yang jelas dan mudah dimengerti. Beberapa
catatan yang perlu diperhatikan, hanya
sedikit orang yang:
1) Mengenal
kemampuan dan bentuk berbahasa.
2) Tahu,
apakah bahasanya
kedengaran indah dan buruk.
3) Merasa,
apakah berbicara terlalu cepat atau terlalu lambat.
4) Tahu
bahwa ia berbicara
tidak logis.
5) Berbicara
sebagai orang terdidik dan berwibawa.
6) Mendengarkan
dan menilai perbendaharaan katanya.
7) Mengontrol dirinya sendiri selama berbicara.
8) Tahu, bagaimana rupanya yang tampak waktu ia sedang berbicara.
9) Memiliki kesadaran penuh sewaktu berbicara.
a)
Pentingnya
Bahasa
Bahasa juga perlu untuk
bidang-bidang ilmu yang membutuhkan keandalan rohani yang tinggi, tergantung
bagaimana orang menyusun dan membawakannya. Oleh karena itu, berlakulah norma-norma
di bawah
ini:
1) Bahasa
tidak hanya merajai manusia, tetapi juga
politik.
2) Bahasa
adalah nafas dari jiwa manusia.
3) Bahasa
adalah sebuah batu loncatan emasmenuju keberhasilan dalam hidup dan karya.
4) Bahasa
adalah penampakkan luaran dan roh.
5) Bahasa
adalah tanda pengenal materil dan sinar kepribadian.
6) Yang lebih penting daripada pidato ialah orang yang berpidato.
7) Seorang yang berbudi luhur hendaknya memiliki bahasa yang
halus dan luhur.
8) Bahasa juga akan menjadi kerdil, kalau orang tidak menghiraukannya.
b)
Kesadaran
Berbicara dan Efektivitasnya
Setiap pembicara harus memiliki
kesadaran akan akibat-akibat pembicaraanya. Berarti ia harus
mengontrol bahasanya. Untuk itu orang harus memperhatikan ketentuan-ketentuan
di bawah ini:
1) Setiap
orang akan menjadi lebih liar dalam berbahasa.
2) Tanpa
kesadaran berbicara orang tidak akan memiliki kesadaran.
3) Bila
berbicara, pembicara tidaka akan melihat mata para pendengar.
4) Seorang
pembicara yang ramah akan mendapat simpati.
5) Tak
seorang pun boleh kehilangan kesadaran.
2.
Ritme
dan Dinamika Bicara
a)
Dinamika
Bicara
Suara adalah penopang
atu pembantu dalam membina dinamika bicara. Sering terjadi bahwa orang terdidik
seperti guru, dosen atau profesor
berbicara terlalu pelan dan membosankan tanpa dinamika. Bahasa yang memiliki
dinamika akan memberikan kesan-kesan terhadap pembicaranya sebagai berikut:
1) Kaku
dan bersifat rutin
2) Kurang
rasa kepastian
3) Kehendak
dan kemauan yang lemah
4) Kurang
sumber-sumber kekuatan/daya
5) Kurang
percaya diri
6) Tanpa semangat
7) Memiliki rasa takut dan cemas
8) Kurang memiliki perasaan
Dinamika ini
dapat dibina dengan jalan:
1) Memperkuat hembusan napas
2) Memperkuat resonansi dalam tubuh
3) Mempertajam dan mempertepat artikulasi
4) Memperlambat tempo bicara oleh memperlambat ucapan vokal dan
urutan bicara.
b)
Ritme
Bicara
Untuk kecakapan
sehari-hari bahasa dan popular tidak diperlukan suatu ritme bahasa. Dalam kehidupan
praktis, substansi bahasa harus juga
diberi busana yang indah dan menarik. Beberapa nasehat penting:
1) Berikan
pada ungkapan-ungkapan bahasa anda adan daya yang indah.
2) Aktifkanlah
suara dan bahasa anda.
3) Bernyayilah
sesering mungkin karena dengan anda memperkuat selaput suar anda.
4) Ceritakanlah dua orang atau
tiga cerita pendek.
3.
Perbedaharaan
Kata
a)
Fungsi
Perbendaharaan Kata
Menurut penyelidikan, orang paling
terdidik dapat memahami 12.000 pengertian. Orang terdidik memahamai kira-kira 8
sampai 10 ribu pengertian. Orang yang
berpendidikan sederhana hanya memahami 6 sampai 8 ribu pengertian seluruh
perbendaharaan kata. Dari sejumlah perbendaharaan
kata-kata yang dipahami secara pasif ini, hanya kira-kira seperlima sampai seperempat
yang dapat dipergunakan secara aktif.
Setiap kata memiliki isi. Isi kata ini
mengantar manusia kepada pengertian. Jadi, kata-kata
adalah tanda bahsa dari pengertian-pengertian.. setiap orang harus menguasai
pengertian-pengertian dari kata-kata. Sebelum kita beerbicara, alam bawah sadar
kita bekerja. Pertama-tama intrinsic kita terdorong. Sesudah muncul sumber daya
, kemauan dan kehendak, fungsi dan perasaan
dan emosi.
b)
Memperluas
Perbendaharaan Kata
Kata-kata itu ada bermacam-macam. Dialektika, suara dan susunan kalimat
yang dipergunakan akan mengejutkan dia. Itulah sebabnya setiap pembicara perlu memperluas
perbendaharaan kata-katanya:
1) Menyelidiki
perbendaharaan kata lewat band-recorder.
2) Memperhatikan
perbendaharaan kata-kata yang dipergunakan orang lain.
3) Membaca
buku-buku baik yang bermutu.
4) Mendengar
pidato dari para ahli.
5) Mempelajari kata-kata baru.
6) Melatih
mempergunakan sinonim kata.
7) Melihat
dan mendengarkan aktris-aktris kenamaan.
4.
Susunan
Kalimat
Gaya kalimat dan pidato ditentukan
oleh kontruksi kalimat. Itu bearti satu kalimat adalah manifestasi isi pikiran
yang sederhana atau yang terdiri dari berbagai segi.pendengar akan sukar
mengikuti jalan pikiran pidato semacam ini dan lebih lagi mereka akan sukar
memahaminya.
1) Sering
memiliki tata bahasa yang buruk dan merusakkan gaya bahasa.
2) Mempersulit
jalan pikiran.
3) Mengacuhkan
para pendengar dan menyebabkan perhatian menurun.
4) Membantu
melahirkan ketidakpastian.
5) Tidak
memiliki efek menurut psikologi dalam.
6) Terlalu
mahal, karena menuntut kosentrasi.
Oleh karena itu, sebuah
pidato sebaiknya mempergunakan kalimat-kalimat pendek karena:
1)
Mudah dipakai untuk
bermain kata.
2)
Mudah untuk diberi
tanggapan rohani.
3)
Bersifat logis dan
jelas.
4)
Segera akan
dimengerti.
5)
Membentuk diri
secara dinamis dan penuh daya.
6)
Memungkinkan teknik
pause.
7)
Memberi waktu untuk
bernafas.
8)
Tidak menuntut konsentrasi
yang besar.
5.
Ketentuan
dan Patokan
1) Susunlah
pidato anda dengan mempergunakan lebih banyak kalimat-kalimat pendek.
2) Kurang
atau tiadakan anak kaliamat.
3) Jangan
terlalu bnayk menggunakan kata-kata.
4) Jangan
terlalu sering menggunakn koma.
5) Turunkan
suar pada akhir kalimat.
6) Dalam
satu kalimat jangan pergunakan lebih dari10-15 pengertian.
terimakasih ilmunya, saran dari saya untuk slalu sertakan referensinya
BalasHapusTerima kasih sarannya...
Hapus