Jumat, 15 Mei 2015

PRASYARAT-PRASYARAT RETORIS



PRASYARAT-PRASYARAT RETORIS

A.                PRASYARAT ORGANIS
1.                  Pernafasan dan Teknik Bernapas
Sebuah pepatah dari India berbunyi: Napas adalah pengatur segala sesuatu.
Kesehatan jiwa dan badan seorang manusia yang penuh tergantung dari pernapasan yang baik dan benar. Teknik bernapas yang tepat dapat menjadi sarana untuk menghilangkan penyakit tekanan darah tinggi dan penyakit lain yang dapat disembuhkan oleh teknik bernapas yang baik dan tepat.
Pada zaman dahulu, ketika orang masih banyak menjalankan kerja fisik yang berat, mereka umumnya juga melakukan lebih banyak gerakan fisik dan karena lebih banyak gerakan fisik dan karena lebih banyak berjalan kaki dan berlari, mereka bernapas lebih dalam dan dengan itu lebih baik. Dewasa ini, banyak orang yang tergesa-gesa dan tidak bernapas mendalam. Banyak orang zaman sekarang tinggal atau bekerja di dalam kantor dan kurang bergerak hingga tidak lagi bernapas lebih dalam. Di daerah industri, banyak yang kesulitan bernapas sehingga membutuhkan pertolongan dokter. Pemimpin sekolah pernapasan Inggris mengatakan kita pasti tidak menghendaki bahwa ada bensin kotor, karena akan merusakkan mobil. Oleh karena itu, kalau kita bernapas tepat dan benar kita sudah berada dijalan hidup yang lebih alami dan lebih berat.
a)   Proses Pernapasan
Terdapat empat cara bernapas yang kita kenal, yaitu: (1) pernapasan dada, (2) pernapasan perut, (3) pernapasan sisi dan rongga perut dan dada, dan (4) pernapasan dalam. Pernapasan dalam adalah kombinasi dari pernafasan dada, perut, dan sisi rongga dada dan perut. Pernapasan itu bersifat ritmis dan lambat jalannya. Dalam retorika dibutuhkan teknik pernapasan yang tepat, karena pernapasan yang tepat dan baik adalah prasyarat untuk berbicara. Pernapasan yang dangkal akan menuntut terlalu banyak tenaga yang keluar dari berbicara.

b)   Hal yang Harus Diketahui
Berbicara itu pada dasarnya memberikan bunyi dan suara pada waktu menghembus napas, sebab manusia itu berbicara ketika dia menghembus napas. Banyak ahli pidato mengalami kesulitan pada awal latihan berpidato karena teknik pernapasan. Berkat latihan yang ulet, akhirnya mereka bisa menguasainya dan membawa efek positif untuk pembaca mereka. Oleh latihan, orang belajar menguasai teknik bernapas secara tepat.
Pernapasan yang dalam akan menyebabkan orang merasa lebih sehat, memiliki lebih banyak energi, tidak cepat payah dalam berbicara, tidur lebih enak, tetapi lebih cepat bangun dan lebih gampang dan jelas berbicara. Kalau bernapas tidak dalam, sebagian besar CO2 tidak keluar dan tinggal dalam paru-paru.

c)    Teknik Bernapas Pada Awal dan Selama Berpidato
Hembuskan napas sedalam mungkin sebelum anda berbicara atau berpidato! Sebelum mulai berbicara anda perlu menghembuskan napas, supaya udara kotor dalam paru-paru dikeluarkan dan paru-paru dikosongkan, sehingga cukup tempat untuk udara baru dan segar. Akibatnya, kata-kata atau kalimat pertama diucapkan kedengaran jelas dan waktu mengucapkannya juga tidak tergesa-gesa..

d)   Mengontrol Teknik Bernapas Tiap Hari
Setiap hari teknik bernapas harus dikontrol. Orang harus tetap sadar untuk menarik dan menghembuskan napas secara dalam. Yang harus lebih diperhatikan ialah menghembuskan napas, karena itu hal penting untuk mengeluarkan udara yang sudah dipakai dari dalam paru-paru. Bila mengalami rasa takut, cemas, dan tegang berusahalah menarik napas perlahan dan dalam-dalam, lalu menghembuskannya lagi.

e)    Latihan–Latihan
Latihan-latihan bernapas untuk mengurangi ketegangan, yaitu sebagai berikut:
1)   Duduklah tegak lurus.
2)   Kedua pundak harus longgar dan bebas, kedua tapak tangan harus diletakan di atas perut.
3)   Mulai ditutup, lalu tariklah napas perlahan-lahan melalui hidung, tariklah napas sedalam mungkin sampai seluruh anggota perut diisi udara, perut akan menjadi besar dan terdorong ke depan.
4)   Tariklah nafas terus sampai seluruh rongga dada.
5)   Bila seluruh rongga perut dan dada sudah penuh berhentilah menarik napas.

Latihan-latihan untuk memperoleh volume zat pembakar didalam paru-paru, yaitu: (1) latihan membaca waktu bernapas, (2) latihan kelompok, (3) test anak korek api, dan (4) test lilin dan kelompok.

2.                  Membina Suara
            Suara manusia adalah satu instrumen yang lunak, tetapi sekaligus juga luar biasa. Jika suara monoton, atau tidak memiliki daya, kekuatan, kemerduan, dan kepastian akan menghancurkan karya dan hidup seorang manusia. Suara yang dikeluarkan oleh manusia dapat memiliki berbagai macam karakter seperti di bawah ini:
1)        Suara yang apatis
2)        Suara yang lemah karena terlau payah
3)        Suara cemas dan takut
4)        Suara yang tidak dipercaya
5)        Suara yang informatif
6)        Suara yang aktif dan berinisiatif
7)        Suara yang mengandung persaan yang jenuh
8)        Suara yang dingin dan rasional
9)        Suara yang bernada agitasi
10)    Suara yang penuh perjuangan
11)    Suara yang gaduh

a)   Modulasi Suara
Efektivitas berbicara tidak hanya tergantung teknik bernapas, resonansi dan artikulasi, tetapi juga tergantung dari modulasi suara. Modulasi adalah perubahan ritmis dari intonasi bahasa dalam hubungan dengan naik turunnya suara secara sadar. Modulasi, orang dapat berbicara cepat dan lambat, kuat dan halus, tinggi dan rendah atau dengan kombinasi dan variasi yang sesuai dengan keinginan pembicara dan disamping modulasi juga mengkarakterisasi suara menjadi rumah, gembira, sedih, hangat, sayu, ironis, dan lain-lain.
1)        Kegunaan Modulasi
a.    Modulasi dapat memberi motivasi yang kuat kepada para pendengar karena menopang pesan yang disampaikan.
b.    Modulasi juga dapat memiliki daya yang meyakinkan dalam berpidato.
2)   Latihan
a.    Nada sopan santun yang dingin
b.    Nada perfeksionis
c.    Nada harapan
d.   Nada permohonan
e.    Nada perintah
f.     Nada marah
g.    Nada bencin
h.    Nada bersorak gembira
i.      Nada takut dan cemas
j.      Nada ironis

b)   Resonansi dan Suara
Resonansi dibina untuk membuat suara sehat dan kuat dalam bicara. Ada bagian-bagian manusia yang dapat memberi resonansi yang kuat, bagian-bagian ini adalah: (1) seluruh kerangka tubuh manusia, (2) rongga kerongkongan, (3) tengkorak kepala, dan (4) rongga dada.

3.                  Gerak-gerik dan Bahasa Tubuh
Gerak-gerik tubuh dan ekspresi tubuh manusia, dapat melengkapi, meneguhkan maksud yang disampaikan atau dapat juga sebaliknya, mengahalangi tercapainya suatu maksud. Gerak-gerik itu tidak boleh berlebih-lebihan. Gerak-gerik tubuh dalam tubuh saling hubungan antarmanusia, misalnya:
1)        Kalau kita tidak percaya, kita mengangkat kelopak mata.
2)        Kalau menemukan jalan buntu, orang mengusap ujung hidung dengan jari atau menggaruk kepala.
3)        Orang menaruh kedua telapak tangan didepan dada dan menunjukkan sikap tolak menolak, bila mau mengisolasi diri, atau kedua telapak tangan menjepit lengan atas.
4)        Membuka mata, membesarkan biji mata sambil menganggukkan kepala tanda setuju atau percaya.
5)        Menggesek-gesek jari-jari kedua telapak tangan, kalau orang itu tidak sabar lagi.
6)        Memukul dahi, kalau melupakan sesuatu.
7)        Mengegeleng-gelengkan kepala kalau merasa bimbang.
8)        Tersenyum, kalau memohon sesuatu.
9)        Memandang dengan sungguh-sungguh, kalau harus meminta maaf.
10)    Mengatupkan tangan di dada, tanda mengucapkan yang jujur.
11)    Menunjukkan kepal, tanda mengambil keputusan dan akan konsekuen melaksanakannya.
B.                 PRASYARAT BAHASA
1.                  Bahasa dan Retorika
            Bahasa merupakan alat pengukur nilai seseorang dalam hbungan antar manusia. Keberhasilan dan kegagalan sesesorang dalam hidup sering bergantung dari kepandaina berbicara. Apa gunanya pengetahuan luas yang dimiliki dalam otak, kalau tidak bisa diungkapkan dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti. Beberapa catatan yang perlu diperhatikan, hanya sedikit orang yang:
1)   Mengenal kemampuan dan bentuk berbahasa.
2)   Tahu, apakah bahasanya kedengaran indah dan buruk.
3)   Merasa, apakah berbicara terlalu cepat atau terlalu lambat.
4)   Tahu bahwa ia berbicara tidak logis.
5)   Berbicara sebagai orang terdidik dan berwibawa.
6)   Mendengarkan dan menilai perbendaharaan katanya.
7)   Mengontrol dirinya sendiri selama berbicara.
8)   Tahu, bagaimana rupanya yang tampak waktu ia sedang berbicara.
9)   Memiliki kesadaran penuh sewaktu berbicara.

a)   Pentingnya Bahasa
Bahasa juga perlu untuk bidang-bidang ilmu yang membutuhkan keandalan rohani yang tinggi, tergantung bagaimana orang menyusun dan membawakannya. Oleh karena itu, berlakulah norma-norma di bawah ini:
1)   Bahasa tidak hanya merajai manusia, tetapi juga politik.
2)   Bahasa adalah nafas dari jiwa manusia.
3)   Bahasa adalah sebuah batu loncatan emasmenuju keberhasilan dalam hidup dan karya.
4)   Bahasa adalah penampakkan luaran dan roh.
5)   Bahasa adalah tanda pengenal materil dan sinar kepribadian.
6)   Yang lebih penting daripada pidato ialah orang yang berpidato.
7)   Seorang yang berbudi luhur hendaknya memiliki bahasa yang halus dan luhur.
8)   Bahasa juga akan menjadi kerdil, kalau orang tidak menghiraukannya.




b)   Kesadaran Berbicara dan Efektivitasnya
Setiap pembicara harus memiliki kesadaran akan akibat-akibat pembicaraanya. Berarti ia harus mengontrol bahasanya. Untuk itu orang harus memperhatikan ketentuan-ketentuan di bawah ini:
1)   Setiap orang akan menjadi lebih liar dalam berbahasa.
2)   Tanpa kesadaran berbicara orang tidak akan memiliki kesadaran.
3)   Bila berbicara, pembicara tidaka akan melihat mata para pendengar.
4)   Seorang pembicara yang ramah akan mendapat simpati.
5)   Tak seorang pun boleh kehilangan kesadaran.

2.                  Ritme dan Dinamika Bicara
a)   Dinamika Bicara
Suara adalah penopang atu pembantu dalam membina dinamika bicara. Sering terjadi bahwa orang terdidik seperti guru, dosen atau profesor berbicara terlalu pelan dan membosankan tanpa dinamika. Bahasa yang memiliki dinamika akan memberikan kesan-kesan terhadap pembicaranya sebagai berikut:
1)   Kaku dan bersifat rutin
2)   Kurang rasa kepastian
3)   Kehendak dan kemauan yang lemah
4)   Kurang sumber-sumber kekuatan/daya
5)   Kurang percaya diri
6)   Tanpa semangat
7)   Memiliki rasa takut dan cemas
8)   Kurang memiliki perasaan

Dinamika ini dapat dibina dengan jalan:
1)   Memperkuat hembusan napas
2)   Memperkuat resonansi dalam tubuh
3)   Mempertajam dan mempertepat artikulasi
4)   Memperlambat tempo bicara oleh memperlambat ucapan vokal dan urutan bicara.




b)   Ritme Bicara
Untuk kecakapan sehari-hari bahasa dan popular tidak diperlukan suatu ritme bahasa. Dalam kehidupan praktis, substansi bahasa harus juga diberi busana yang indah dan menarik. Beberapa nasehat penting:
1)   Berikan pada ungkapan-ungkapan bahasa anda adan daya yang indah.
2)   Aktifkanlah suara dan bahasa anda.
3)   Bernyayilah sesering mungkin karena dengan anda memperkuat selaput suar anda.
4)   Ceritakanlah dua orang atau tiga cerita pendek.

3.                  Perbedaharaan Kata
a)   Fungsi Perbendaharaan Kata
Menurut penyelidikan, orang paling terdidik dapat memahami 12.000 pengertian. Orang terdidik memahamai kira-kira 8 sampai 10 ribu pengertian. Orang  yang berpendidikan sederhana hanya memahami 6 sampai 8 ribu pengertian seluruh perbendaharaan kata. Dari sejumlah perbendaharaan kata-kata yang dipahami secara pasif ini, hanya kira-kira seperlima sampai seperempat yang dapat dipergunakan secara aktif.
Setiap kata memiliki isi. Isi kata ini mengantar manusia kepada pengertian. Jadi, kata-kata adalah tanda bahsa dari pengertian-pengertian.. setiap orang harus menguasai pengertian-pengertian dari kata-kata. Sebelum kita beerbicara, alam bawah sadar kita bekerja. Pertama-tama intrinsic kita terdorong. Sesudah muncul sumber daya , kemauan dan kehendak, fungsi dan perasaan dan emosi.

b)   Memperluas Perbendaharaan Kata
Kata-kata itu ada bermacam-macam. Dialektika, suara dan susunan kalimat yang dipergunakan akan mengejutkan dia. Itulah sebabnya setiap pembicara perlu memperluas perbendaharaan kata-katanya:
1)   Menyelidiki perbendaharaan kata lewat band-recorder.
2)   Memperhatikan perbendaharaan kata-kata yang dipergunakan orang lain.
3)   Membaca buku-buku baik yang bermutu.
4)   Mendengar pidato dari para ahli.
5)   Mempelajari kata-kata baru.
6)   Melatih mempergunakan sinonim kata.
7)   Melihat dan mendengarkan aktris-aktris kenamaan.

4.                  Susunan Kalimat
            Gaya kalimat dan pidato ditentukan oleh kontruksi kalimat. Itu bearti satu kalimat adalah manifestasi isi pikiran yang sederhana atau yang terdiri dari berbagai segi.pendengar akan sukar mengikuti jalan pikiran pidato semacam ini dan lebih lagi mereka akan sukar memahaminya.
1)   Sering memiliki tata bahasa yang buruk dan merusakkan gaya bahasa.
2)   Mempersulit jalan pikiran.
3)   Mengacuhkan para pendengar dan menyebabkan perhatian menurun.
4)   Membantu melahirkan ketidakpastian.
5)   Tidak memiliki efek menurut psikologi dalam.
6)   Terlalu mahal, karena menuntut kosentrasi.

Oleh karena itu, sebuah pidato sebaiknya mempergunakan kalimat-kalimat pendek karena:
1)      Mudah dipakai untuk bermain kata.
2)      Mudah untuk diberi tanggapan rohani.
3)      Bersifat logis dan jelas.
4)      Segera akan dimengerti.
5)      Membentuk diri secara dinamis dan penuh daya.
6)      Memungkinkan teknik pause.
7)      Memberi waktu untuk bernafas.
8)      Tidak menuntut konsentrasi yang besar.

5.                  Ketentuan dan Patokan
1)   Susunlah pidato anda dengan mempergunakan lebih banyak kalimat-kalimat pendek.
2)   Kurang atau tiadakan anak kaliamat.
3)   Jangan terlalu bnayk menggunakan kata-kata.
4)   Jangan terlalu sering menggunakn koma.
5)   Turunkan suar pada akhir kalimat.
6)   Dalam satu kalimat jangan pergunakan lebih dari10-15 pengertian.

2 komentar:

  1. terimakasih ilmunya, saran dari saya untuk slalu sertakan referensinya

    BalasHapus